Membangun Sepeda, Tiada Batas

Coba tanyakan harga sebuah sepeda kepada Oblo, seorang fotografer yang karyanya sering dipakai kantor berita Reuters. ”Harga sepeda tidak ada batasnya Mas. Bisa ratusan ribu, bisa ratusan juta,” jawab Oblo, ”Maka, kita bisa membangun sepeda seusai kemampuan dan kebutuhan kita.”

Oblo menuturkan kisah seorang temannya yang membangun sepeda dengan membeli sebuah sepeda gunung murah beberapa waktu lalu. Sedikit demi sedikit sesuai dengan uang yang dimilikinya, ia mulai mengganti dan menambah ini itu bagi sepedanya. ”Semula rangka, lalu ganti garpu depan yang memakai rem cakram. Lalu ganti sistem transmisi, lalu ganti sadel dengan yang terbuat dari karbon. Lalu ganti pelek. Dia sudah habis puluhan juta rupiah, dan sepedanya kini sudah tidak mengandung sama sekali sisa sepeda lama. Habis uang banyak, tapi teman saya itu sangat menikmatinya,” papar Oblo.

Bagi Oblo sendiri, sebuah sepeda yang kini dimilikinya sudah sangat memenuhi segenap kebutuhannya. Ia hanya perlu sebuah kendaraan yang bisa membawanya memotret ke mana pun tanpa rewel, juga masih bisa memuaskan keinginannya akan sebuah benda yang layak disayangi. ”Seperti juga kamera, sepeda ini salah satu benda kesayangan saya,” katanya.

Selain Oblo, Tono yang dijumpai di sebuah toko sepeda di kawasan Malioboro, Yogyakarta, akhir Desember lalu, menuturkan bahwa baginya sepeda adalah segala hal yang dipikirkannya.

”Sudah setahun terakhir, semua pengeluaran saya hanya untuk sepeda,” katanya saat membeli sebuah helm sepeda berwarna biru seharga beberapa ratus ribu rupiah.

Tono yang baru kuliah di tingkat pertama sebuah perguruan tinggi ini menurutkan pula bahwa orangtuanya kini mendukung penuh kegemarannya ini. ”Yah, daripada kena narkoba, ortu saya mendukung saya menggemari sepeda,” kata Tono.

Pilihan pertama

Kalau Anda memutuskan untuk masuk dalam kehidupan dunia bersepeda, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah tentukan pilihan terlebih dahulu. Apakah Anda akan mengutamakan bersepeda sebagai sarana transportasi saja atau bersepeda juga sebagai sarana hobi.

Untuk pilihan kedua, bersiaplah untuk membagi setidaknya separuh waktu dan uang Anda untuk sepeda. Jodi, seorang fanatikus sepeda di Jakarta, berlangganan enam majalah tentang sepeda seharga lebih dari tiga ratus ribu rupiah perbulannya. Setiap hari ia membuka internet mencari tahu info terbaru tentang sepeda. Telepon genggamnya berisi nomor-nomor penggemar sepeda yang lain. Setiap keluar negeri, ia pasti membeli peralatan sepeda apa pun bentuknya asal belum dipunyainya.

”Kalau sudah seneng sepeda. Makan tidur hanya dengan sepeda. Cobalah, maka kamu akan ketularan,” kata Jodi.

Sumber




0 comments: